Salah satu strategi untuk menjadi bisnis yang berkelanjutan adalah dengan membangun kesadaran untuk menciptakan dampak di organisasinya. Dampak dinilai sebagai bagian dari memenuhi kaidah sustainability (keberlanjutan), sebab dalam strateginya perlu mengintegrasikan tiap-tiap indikator untuk mencapai luaran yang strategis. Sebagaimana narasi keberlanjutan yang digaungkan United Nation:
“Meeting the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs.”
Maka dampak hadir untuk memastikan setiap kebutuhan saat ini dapat menciptakan keseimbangan yang baru tanpa mengeksploitasi masa depan. Seiring dengan perkembangan dunia bisnis dalam menjalankan keberlanjutan, kini kian menjamur pula para investor yang peduli terhadap dampak. Pengukuran dampak, pengelolaan, dan pelaporan adalah tiga pilar penting dalam investasi berdampak (Impact Investment) yang seluruhnya bertujuan untuk memastikan bahwa investasi tersebut menghasilkan manfaat sosial atau lingkungan yang diharapkan.
Merujuk dari Schroders (2024) mengulas tentang perkembangan Asset Management 3.0 yang menegaskan bahwa hadirnya dampak menjadi nilai tambah bagi organisasi. Kini investasi tidak hanya sebatas pada pengukuran dari pertumbuhan pendapatan, pengembangan model risiko dengan berbagai penanganan strategis, dan dampak kini telah menempati posisi dalam manajemen aset. Tidak hanya sebagai bentuk dukungan terhadap keberlanjutan, tetapi menjadi salah satu hal yang dapat menjadi pertimbangan untuk investasi. Salah satu daya tarik investor dampak adalah adanya analisis risiko bisnis dari organisasi yang tergambar melalui pengukuran dampak.
Seiring bertambahnya kesadaran terhadap dampak, maka dampak akan memulai tantangan barunya di masa depan menuju persaingan antar bisnis berkelanjutan. Hal ini tidak dapat dipungkiri, sebab menurut Schroders (2024) perusahaan yang mampu menjalankan keberlanjutan tidak hanya memberikan dampak positif, tetapi menjadi model bisnis yang lebih tangguh untuk jangka panjang. Berdasarkan ilustrasi dari University of Zurich (Gambar 2), menerangkan investor saat ini lebih banyak memilih bisnis yang memiliki keuntungan tertentu dengan risiko bisnis terjaga, daripada bisnis dengan keuntungan yang besar dengan risiko yang tinggi. Hal ini mengajak organisasi untuk menentukan kembali definisi pertumbuhan bisnis.
Sebagai contoh, jika diberikan pilihan, ada seorang investor yang menginvestasikan 100 unit mata uang dengan dua kemungkinan hasil:
Memilih Opsi 1 berarti ia memprioritaskan keuntungan finansial (F), sementara memilih Opsi 2 memprioritaskan dampak sosial (S). Meskipun pengembalian 8% pada Opsi 2 lebih rendah, ini masih menunjukkan pertumbuhan.
Sebagai alternatif, pertimbangkan menginvestasikan 100 unit dengan dua skenario berikut:
Dalam kasus ini, Opsi 1 fokus pada keuntungan yang lebih tinggi meskipun merusak lingkungan dalam jangka panjang, sementara Opsi 2 memprioritaskan pemulihan lingkungan yang lebih cepat dengan keuntungan sedikit lebih rendah.
Ilustrasi tersebut didukung juga oleh Deloitte (2020). Menurutnya, kesadaran pebisnis terhadap investasi dampak mendorong semakin masifnya teknik pengukuran dan analisis data. Berbagai cara dilakukan organisasi untuk dapat mengukur dampak organisasi, sebab bagian penting dari investasi dampak adalah pengukuran dampak yang aktif.Investor di bidang ini biasanya khawatir tentang bagaimana laporan dampak dapat menggambarkan secara konkret tentang dampak sosial dan lingkungan, sebab proses investasi harus berlandaskan transparansi dan akuntabilitas.
Melalui pengukuran dampak, hal ini dapat menjadi jembatan untuk menyampaikan apakah suatu organisasi berhasil mencapai perubahan positif atau tidak. Maka untuk mengelola dampak, diperlukan manajemen dampak guna mengukur dan memantau proses agar berjalan secara efektif dan penting untuk mengetahui apa saja objektif yang dimuat dalam laporan dampak serta cara melaporkannya kepada investor (SMU, 2021). Untuk mencapai hal itu, berikut adalah lima langkah utama untuk organisasi mengawali pengukuran dampak:
Langkah pertama memulai dampak adalah dengan mengidentifikasi tujuan utama dari pengukuran dampak organisasi. Pastikan tujuan ini memuat lima hal, yakni spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terbatas waktu (SMART). Tujuan ini dapat berupa peningkatan kesejahteraan sosial, pengurangan jejak karbon, atau peningkatan transparansi dan akuntabilitas organisasi. Semakin spesifik tujuan pengukuran, maka akan semakin lengkap dampak yang dapat diukur.
Dalam mengukur dampak, organisasi perlu mengidentifikasi apa saja indikator kunci yang akan diukur dalam pengukuran dampak. Muatan indikator kunci harus memenuhi kriteria UKRK (Urgensi, Keterkaitan, Relevansi, Keterpakaian). Tujuan dari identifikasi indikator ini adalah untuk memudahkan organisasi dalam mengukur kemajuan dan dampak organisasi. Sehingga indikator-indikator ini harus mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan yang terkait langsung dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Contohnya termasuk pengurangan emisi gas rumah kaca, peningkatan lapangan kerja, dan kontribusi terhadap komunitas lokal.
Sebelum memulai implementasi, pastikan organisasi melakukan pengumpulan data awal untuk mendapatkan gambaran kondisi awal organisasi terkait dampak yang diinginkan. Setelah itu, lakukan sistem pemantauan untuk mengumpulkan data secara berkala. Data ini bisa diperoleh melalui berbagai metode seperti survei karyawan, laporan lingkungan, wawancara dengan pemangku kepentingan, dan analisis data administratif. Pemantauan rutin perlu dilakukan untuk memastikan data yang dikumpulkan tetap relevan dan up-to-date
Setelah data terkumpul, analisis data tersebut untuk mengevaluasi apakah ada perubahan atau dampak yang signifikan. Gunakan metode analitis yang tepat, baik untuk data kuantitatif (seperti statistik deskriptif dan inferensial) maupun data kualitatif (seperti analisis konten dan tema). Analisis ini harus mampu menunjukkan seberapa jauh organisasi telah mencapai tujuan dampaknya dan mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan.
Selanjutnya ulas hasil analisis menjadi sajian laporan yang dapat menggambarkan hasil secara jelas dan ringkas. Komunikasikan hasil ini kepada seluruh pemangku kepentingan yang relevan, termasuk investor, mitra, dan komunitas yang terkena dampak. Selain untuk melaporkan kepada pemangku kepentingan, data ini juga dapat menjadi salah satu pertimbangan organisasi dalam menyusun strategi kedepannya. Hal yang patut dicatat sepanjang proses adalah pastikan untuk senantiasa mendokumentasikan setiap pembelajaran dan praktik terbaik sebagai referensi di masa mendatang.
Melalui langkah-langkah tersebut, perusahaan atau organisasi Anda dapat mengukur dampak organisasi secara komprehensif dan akurat, serta menggunakan informasi yang diperoleh untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi intervensi mereka. Organisasi Anda ingin membangun inisiatif berdampak melalui pengukuran dampak? Konsultasikan bersama Maxima Impact Consulting dan temukan berbagai strategi menciptakan transformasi yang berdampak!