Penemuan terbaru mengenai praktik penambahan gula berlebih dalam produk anak-anak oleh Nestle telah mengguncang dunia kesehatan. Melalui kolaborasi investigatif antara Public Eye dan International Baby Food Action Network (IBFAN), terungkap bahwa produk seperti Cerelac dan Nido—dikenal sebagai Dancow di Indonesia—yang dijual di negara-negara miskin dan berkembang mengandung kadar gula tambahan yang dapat membahayakan kesehatan anak-anak.
Praktik ini mencetuskan pertanyaan serius tentang tanggung jawab perusahaan dan etika produksi. Implikasinya terhadap kesehatan anak-anak di negara-negara yang terkena dampak menjadi sorotan utama, memaksa kita untuk merenungkan dampak jangka panjang bagi generasi muda di negara-negara tersebut. Kondisi ini secara tidak langsung menjadi ancaman negara melalui degradasi sumberdaya manusia yang kecanduan gula. Mari kita telaah bagaimana dampak kecanduan gula terhadap keberlanjutan negara dari berbagai aspek:
Konsumsi gula yang berlebihan terkait dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung. Masalah kesehatan ini tidak hanya mempengaruhi individu tetapi juga membebani sistem perawatan kesehatan dan berkontribusi pada peningkatan biaya perawatan kesehatan yang dapat berdampak pada keberlanjutan sistem perawatan kesehatan.
Produksi gula yang berlebihan utamanya berasal dari tanaman seperti tebu dan bit gula, dalam memproses kedua bahan tersebut seringkali melibatkan praktik pertanian monokultur berskala besar. Praktik-praktik ini dapat menyebabkan deforestasi, perusakan habitat, degradasi tanah, dan polusi air. Selain itu, pengangkutan dan pengolahan gula juga berkontribusi terhadap emisi karbon dan dampak lingkungan lainnya.
Seseorang yang mengidap kecanduan gula dapat melanggengkan permintaan akan makanan murah, makanan olahan yang tinggi gula dan rendah nilai gizinya yang masuk dalam kategori Ultra Processed Food (UPF) maupun junk food. Hal ini dapat menyebabkan ketergantungan pada sistem pertanian industri yang memprioritaskan kuantitas dan keuntungan di atas keberlanjutan lingkungan dan sosial. Selain itu, industri gula dapat mengeksploitasi buruh dan berkontribusi pada kesenjangan sosial ekonomi, yang dapat merusak keberlanjutan jangka panjang masyarakat.
Hadirnya produk pangan murah yang tinggi gula, mendorong angka kecanduan gula meroket yang secara langsung memperburuk kesenjangan kesehatan. Individu dengan status sosial ekonomi yang lebih rendah mungkin memiliki akses terbatas ke makanan bergizi dan mungkin lebih cenderung mengkonsumsi produk tinggi gula dengan harga yang lebih murah. Mengatasi kecanduan gula dan mempromosikan kebiasaan makan yang lebih sehat dapat berkontribusi pada keberlanjutan sosial dengan meningkatkan hasil kesehatan secara keseluruhan dan mengurangi kesenjangan kesehatan.
Secara keseluruhan, mengatasi kecanduan gula sangat penting untuk mendorong keberlanjutan di berbagai bidang, termasuk kesehatan, lingkungan, ekonomi, dan sosial di masyarakat. Dengan mendorong individu untuk mengurangi asupan gula, mendukung praktik pertanian berkelanjutan, dan mengadvokasi kebijakan yang mempromosikan pilihan makanan yang lebih sehat, maka seluruh pihak dapat berkontribusi pada masa depan bangsa yang lebih berkelanjutan. Organisasi Anda concern dengan inisiatif berdampak terhadap kecanduan gula di Indonesia? Konsultasikan bersama Maxima Impact Consulting.