Jika ditanya bagaimana membangun bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan—jawabannya relatif mudah: turunkan emisi, kelola sampah, kurangi air dan energi, intinya: jadilah perusahaan hijau. Pertanyaannya kemudian, bagaimana untuk bisnis jasa seperti konsultan, event organizer, atau industri kreatif. Sepertinya jauh lebih merancang roadmap bisnis yang sarat dengan masalah lingkungan sekaligus menjadi usaha yang relatif tidak berdampak buruk signifikan terhadap lingkungan.
Pertanyaan ini dimulai pekan lalu, ketika berdiskusi dengan Maghleb Elmir, co-Founder sekaligus eksekutif di Maxima Impact Consulting. Pertanyaannya sederhana,
Jawabannya pernah ditulis Andrew Winston dalam artikelnya tentang SAP di Harvard Business Review edisi Mei 2010. Menariknya, apa yang ditawarkan Winston dalam tulisannya itu ternyata sudah dilakukan Maxima.
Lakukan apa yang kamu sarankan. Keberlanjutan bisnis biasanya mengacu pada tindakan dan strategi perusahaan untuk mengurangi dampak negatif mereka terhadap lingkungan. Sejak tahun lalu Maxima sudah mulai mengukur jejak karbon mereka, mulai dari sampah, penggunaan air, sampai tagihan listrik (untuk menghitung konsumsi energi dan emisi). Seusai pandemi, diterapkan juga kombinasi work-from-home dan work-from-the office, yang berdampak pada pengurangan emisi dari transportasi. Idenya sederhana saja: Kenali lalu kurangi jejak karbon!
Mengajak para pegawai, mitra, klien, dan para pemangku pemangku kepentingan untuk bergabung dalam langkah keberlanjutan ini. Berbagi dalam town hall meeting, menjadi agen perubahan, atau membagi inspirasi dan pembelajaran melalui blog atau unggahan di LinkedIn. Yakinlah, makin banyak orang terlibat makin besar dampak tercipta.
Sebagai perusahaan yang menawarkan layanan keberlanjutan, Maxima dapat dan sudah mendorong praktik bisnis berkelanjutan dengan mendorong rapat-rapat secara daring, yang mengurangi konsumsi waktu dan energi, menggunakan perangkat lunak dan digital platform untuk berbagi pekerjaan dan dokumen, yang pasti berdampak pada konsumsi kertas—juga listrik dan tinta!—serta mempromosikan produk-produk lokal dan ramah lingkungan. Tahun lalu saya diberi oleh-oleh tote bag dan tumbler, yang sampai sekarang hampir tiap hari dipakai.
Biasanya praktik keberlanjutan dilihat dari indikator lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Maxima mengoptimalkan keahlian mereka dalam pengukuran dampak untuk membantu klien memahami dan menerjemahkan indikator-indikator tersebut menjadi topik relevan dan bermakna bagi bisnis mereka. Push your rank by helping others to do so.
Jadi, jika Anda belum menemukan peran yang tepat untuk terlibat dalam semesta sustainability ini, mungkin perjalanan awal Maxima bisa menjadi contoh. Bagaimana memadukan bisnis hijau, bisnis berkelanjutan, dan pertumbuhan bisnis. WWF dulu punya slogan menarik tentang ini: What is good for the earth is good for the business.