Dalam menghadapi tantangan global, sustainable leaders terbiasa mengampu tanggung jawab yang kompleks sehingga secara tidak langsung sustainable leaders memainkan peran vital dalam menginisiasi dan mendukung inisiatif. Ini menjadi karakter kunci pada seorang sustainable leaders.
Seiring berjalannya waktu, kini sustainable leadership telah berubah dari yang awalnya sebuah opsi menjadi sebuah kebutuhan dalam menghadapi tantangan sosial global dan risiko iklim. Value Reporting Foundation (2021)—sebelumnya Sustainability Accounting Standards Board—menemukan sekitar 68 dari 77 industri “terpengaruh secara signifikan oleh berbagai risiko iklim”. Hal ini menunjukkan urgensi untuk mengintegrasikan strategi keberlanjutan dalam operasi bisnis. Hadirnya sustainable leaders dalam perusahaan mampu memahami risiko tantangan tersebut, tidak hanya mengurangi kerugian tetapi juga menciptakan nilai dan keunggulan kompetitif.
Mengutip dari Harvard Business Review (2017), implementasi keberlanjutan secara langsung berkontribusi pada kinerja finansial perusahaan. Pada riset tersebut menjelaskan produk berkelanjutan (sustainable product) menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan produk non-berkelanjutan. Hal ini menandakan preferensi konsumen yang kuat terhadap perusahaan yang beroperasi secara bertanggung jawab dan berkelanjutan. Maka hal ini membuktikan bahwa sustainable leaders mampu memanfaatkan keberlanjutan sebagai pendorong inovasi dan pertumbuhan bagi perusahaan.
Dalam menyikapi fenomena ini, alasan utama lainnya sustainable leadership berkembang adalah kemampuannya untuk menarik talenta yang didorong oleh tujuan (purpose). Studi dari Gallup pada tahun 2021 mengungkapkan bahwa mayoritas pekerja memprioritaskan perusahaan yang mengimplementasikan keberlanjutan sebagai pilihan tempat bekerja. Ini menunjukkan bahwa sustainable leaders tidak hanya penting dalam memastikan keberlanjutan operasional tetapi juga dalam membangun budaya korporat yang menarik bagi generasi pekerja masa kini.
Meskipun mulai terdapat peningkatan dalam peran sustainable leadership, seperti posisi sebagai kepala ESG, direktur keberlanjutan, dan pejabat keberlanjutan utama, masih diperlukan kualitas bagi semua pemimpin bisnis/organisasi untuk membangun kompetensi mereka di sekitar area berkelanjutan (sustainability). Memposisikan diri sebagai sustainable leader memerlukan lebih dari sekadar pemahaman teoritis tentang keberlanjutan; ini menuntut pemahaman mendalam tentang risiko spesifik industri, tantangan global, dan potensi strategi mitigasi. Posisi strategis dalam perusahaan yang berfokus pada sustainabilitykini tengah menjadi permintaan pasar yang tinggi untuk posisi kepemimpinan, namun setiap pemimpin, terlepas dari posisi mereka, harus mengembangkan kompetensi di area ini.
Salah satu contoh sustainable leaders adalah Oliver Hermes, CEO Wilo yang berhasil membawa perusahaannya menjadi bagian dari “50 Sustainability & Climate Leaders Worldwide”. Perusahaan Wilo menjadi salah satu dari 49 perusahaan yang berpartisipasi memberikan kontribusi penting mengenai isu-isu terkini seperti perlindungan lingkungan dan iklim atau keadilan sosial. Sementara itu, mereka juga menyajikan hasil dari tindakan berkelanjutan mereka dalam bentuk dokumenter singkat secara digital.
Contoh di atas tentu sudah dihadapi berbagai pemimpin bisnis di berbagai tempat. Namun seiring masa yang kian bertransformasi, semakin kebutuhan juga berubah, sehingga bisnis harus menyesuaikan figur kepemimpinan yang sesuai dalam menghadapi tantangan demi keberlanjutan. Integrasi keberlanjutan ke dalam DNA kepemimpinan tidak hanya menanggapi tekanan investor atau regulasi, tetapi juga memperkuat viabilitas jangka panjang perusahaan dan kontribusinya terhadap pembangunan yang berkelanjutan. Sustainable leaders, dengan pemahaman mereka yang mendalam dan komitmen terhadap keberlanjutan, adalah kunci untuk mencapai dunia yang lebih adil, hijau, dan berkelanjutan.
Lantas bagaimana kebutuhan sustainable leaders di perusahaan Anda? Sekarang waktunya konsultasikan bersama Maxima Impact Consulting.