Pekan lalu, Ahok selaku komisaris utama Pertamina mengkritik dan memberi saran terhadap BUMN yang diawasinya, Pertamina. Dalam video kritik dan saran itu, Ahok mengatakan bahwa sumber kegagalan Pertamina saat ini berasal dari manajemen perusahaan yang kurang baik. Beliau mengatakan adanya kebiasaan-kebiasaan buruk yang dilakukan oleh Pertamina dalam kegiatannya. Sebagai contoh Ahok menggarisbawahi bahwa korupsi sudah menjadi tradisi di dalam BUMN itu.
Untuk menanggulangi hal tersebut, harus ada sebuah sistem yang diterapkan untuk membuat tradisi itu hilang. Salah satu contoh metode untuk menghilangkan tradisi buruk di suatu organisasi adalah dengan membuat habit baru yang lebih baik.
Habit Structure
Untuk membuat habit baru yang baik, perlu diketahui dulu tiga hal yang menjadi pondasi dari suatu kebiasaan atau tradisi. Tiga hal tersebut adalah sinyal, aksi, dan hadiah.
1. Sinyal
Sinyal adalah sebuah hal yang memancing diri kita untuk melakukan sesuatu. Sinyal bisa datang dari apa saja. Bisa dalam bentuk mood, keadaan, ataupun kejadian. Seperti contoh ketika kita merasakan sedih, maka sebagian orang akan stress-eating, sebuah kebiasaan yang membuat seseorang makan berlebihan ketika sedang stress. Kesedihan menjadi suatu bentuk sinyal bagi seseorang untuk melakukan stress-eating.
2. Aksi
Aksi adalah suatu hal yang datang dari sinyal yang telah diberikan. Aksi bisa dalam bentuk apa saja, bahkan dalam hal yang tidak kita sadari. Seperti halnya ketika seorang muslim mendengar azan, maka ibadah adalah hal yang akan dia lakukan.
3. Hadiah
Hadiah adalah sesuatu yang di dapat setelah melakukan aksi. Seperti halnya aksi dan sinyal, hadiah pun memiliki berbagai macam bentuk. Ada yang berupa kepuasan, kesenangan, ataupun dalam bentuk fisik seperti halnya uang. Sebagai contoh orang yang menggigit tangannya saat grogi biasanya mendapat kepuasan setelah melakukan rutinitas ini.
Dalam membuat dan merubah habit, tiga hal di atas harus dipenuhi. Kita harus mengetahui sinyal, aksi, dan hadiah yang ada di setiap habit yang kita lakukan. Dalam hal ini semisal kita mengambil konteks korupsi, maka yang akan menjadi sinyal mungkin adalah keadaan yang menguntungkan, lalu korupsi adalah aksinya, dan hadiahnya bisa jadi uang ataupun kepuasan.
Changing Habit
Ketika sudah mengetahui habit yang sudah ada kita pun tidak langsung dapat mengubah habit ini. Hal yang paling memungkinkan untuk dilakukan adalah dengan mengetahui sinyalnya sajadan untuk mengubah diperlukan usaha yang sangat lebih.
Usaha ini berkaitan dengan pengawas kegiatan kita dan hadiah yang kita dapatkan setelah meninggalkan habit. Pengawas kegiatan diperlukan untuk menahan kita untuk melakukan rutinitas yang lama. Sedangkan hadiah diperlukan untuk memotivasi kita untuk melakukan aksi yang baru terus-menerus.
Setelah itu semua dilakukan, maka yang perlu dilakukan adalah melakukan kegiatan itu berulang-ulang sampai akhirnya aksi tersebut menjadi rutinitas. Dalam study yang dilakukan oleh Maxwell Maltz, proses pembuatan habit dilakukan dalam waktu 21 hari. Namun studi terbaru mengatakan bahwa pembuatan habit bisa terbentuk dari waktu 18 hingga 258 hari. Oleh karena ketidakpastian ini, ketika menerapkan kebiasaan baru, aksi haruslah dijadikan sebuah hal yang dilakukan terus-menerus tanpa terlalu menerapkan berapa hari yang diperlukan untuk menjadikannya kebiasaan.
Ketika kebiasaan baru, yang lebih bebas dari korupsi, terbentuk, maka diharapkan kebiasaan ini bisa menjadi harapan baru bagi seluruh rakyat Indonesia.
Maxima Indonesia dapat membantu perubahan dalam organisasi pemerintahan dengan membuat tradisi yang baik bagi perusahaan. Dengan pelatihan yang dilakukan, kami akan berusaha membantu mengubah tradisi perusahaan menjadi lebih baik.
Referensi :
https://money.kompas.com/read/2020/09/16/123110526/pernyataan-lengkap-ahok-yang-kritik-habis-habisan-pertamina?page=all
How Long Does it Actually Take to Form a New Habit? (Backed by Science)
0 Comments