Pemuda kelahiran Balikpapan, 22 Agustus 1996 ini akrab dipanggil Pandu atau PaDarWin atau kepanjangan dari Pandu Dharma Wicaksono. Memiliki segudang cita-cita untuk daerah tercintanya, Balikpapan-Kalimantan Timur yang dirangkai sedari bangku sekolah SMP Negeri 3 Balikpapan. Kesukaannya akan warna hijau dan juga kebersihan membuat ia fokus untuk mengembangkan gerakan Go Green dalam wadah Green Generation (GG) yang sekarang sudah menjadi gerakan nasional.
Sekarang Pandu sedang menjalani kuliah studi Ilmu Komunikasi di Universitas Gajah Mada dan masih mengembangkan gerakan GG bersama teman-temannya.
Mau tahu bagaimana Pandu memanfaatkan kesehari-hariannya sebagai mahasiswa aktif dan produktif di berbagai kegiatan dan segudang prestasi? Simak #MaximaTalk bersama Maximizer Pandu, ya!
● Max: Halo, Pandu! Boleh dong ceritain sejarah singkat soal Green Generation (GG) dan apa yang menjadi program rutinnya?
■ Pandu: Sejarahnya dibentuk pada tanggal 22 Agustus 2009. GG berawal dari sebuah gerakan generasi pelajar-pelajar yang ada di SMP Negeri 3 Balikpapan atas dasar kesadaran untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam menciptakan generasi yang peduli dan berbudaya lingkungan. Pada masa 2009-2010 berkembang d SMA Negeri 5 dan SMK Negeri 2 Balikpapan. Dengan terbentuknya GG di dua sekolah lainnya, para kepala SMP Negeri 3, SMA Negeri 5, dan SMK Negeri 2 Balikpapan bersama Pandu menyepakati nota kesepakatan bersama dalam mengembangkan GG dalam cakupan yang lebih luas lagi. Perjanjian ini disaksikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Balikpapan bersama Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan. Tahun 2011 GG terbentuk di Kota Samarinda dan disusul beberapa sekolah lainnya di Kota Balikpapan. Tak selesai di wilayah Kalimantan Timur, pelajar dari berbagai kota di Indonesia tertarik untuk membentuk GG di daerah masing-masing. Sebagai dasar acuan pembentukan GG daerah di Indonesia, tahun 22 Agustus 2013 dibentuklah GG Indonesia.
Program rutinnya di tingkat Kota Balikpapan adalah Green Watch Discussion (GWD) yang mana dilakukan setiap minggu pertama setiap bulannya untuk memerhatikan lingkungan sekitar. Poin dan ide dari hasil GWD dituangkan menjadi aksi From Idea to Action (FITA) yang mana dilakukan pada minggu ketiga setiap bulan, karena minggu kedua adalah masa persiapannya.
● Max: Di tengah kesibukkan Pandu menjalankan GG nasional maupun lokal, bagaimana mengimbangi dengan urusan kuliahnya?
■ Pandu: Hahaha iya selama ini teman-teman terdekat maupun yang jauh juga penasaran kenapa Pandu mahasiswa aktif di UGM tapi juga sering keluar kota bahkan keluar negeri untuk urusan GG. Mahasiwa itu kan kewajibannya belajar, datang ke kampus, ngerjain tugas, pulang ke rumah, ngerjain tugas, belajar. Itu mahasiswa menurut saya. Bagi saya, kuliah saja sampai mendapatkan hasil cumlaude itu hal yang biasa. Tapi saya ingin sesuatu yang berbeda dengan menjalankan aktivitas kampus dengan hasil cumlaude bersamaan aktivitas luar kampus dengan hasil yang memuaskan juga. Kita harus bisa menjadikan diri kita sosok yang berbeda. Dosen dan teman-teman di kampus juga sangat kooperatif dengan selalu memberikan materi pelajaran berbentuk ppt yang dibagi ke dalam dropbox. Itu sangat bermanfaat sehingga saya bisa membacanya jika saya tidak di kelas pada saat itu. Jadi, insyallah tidak ketimpangan.
● Max: Apa sih yang menjadi hubungan antara jurusan kuliah Pandu dengan apa yang menjadi passion kamu sekarang?
■ Pandu: Sangat terkait. Saya kuliah di Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi periklanan dan Public Relation (PR). We have the knowledge about environment, biology, science, etc, tapi kalo kita gak bisa menyampaikannya berarti sama aja bohong. Kuliah saya berhubungan dengan perencanaan strategis yang sangat bermanfaat untuk mengembangkan relasi saya untuk GG. Implementasinya ketika saya melakukan social campaign yang berbasis masyarakat, bagaimana saya dan teman-teman meyakinkan masyarakat untuk turut serta dalam gerakan yang meramahkan lingkungan. Minimal dengan membawa botol minum saat berpergian, misalnya.
● Max: Kenapa Pandu tertarik di bidang lingkungan?
■ Pandu: Kita ketahui bahwa environment itu banyak banget isunya, permasalahannya, dan hal-hal yang terjadi pada lingkungan kita. Tapi lingkungan itu adalah kebutuhan. Kita bisa makan, minum, bernafas karena ada lingkungan yang memberikannya kepada kita. Sustainable lingkungan itu PR kita bersama, terutama pelajar, anak muda. Maka dari itu gerakan ini menjadi penting dan membuat saya terus bergerak.
● Max: Seperti yang kita ketahui kalau Go Green memiliki objektif pada kebersihan lingkungan. Kalau dari Pandu dkk sendiri, apa sih objektif yang difokuskan di 5-10 tahun ke depan bersama Green Generation?
■ Pandu: GG ialah generasi hijau, generasi berbudaya lingkungan. Output utamanya adalah generasi peduli dan berbudaya lingkungan, ketika mereka peduli, mereka akan bergerak, mengeluarkan ide, kemudian terun menjalankannya.
● Max: Apa saja capaian yang sudah didapat sejak Pandu pertama kali mendirikan Green Generation sampai sekarang di tengah-tengah waktu sekolah dulu, hingga sekarang kuliah?
■ Pandu: Tahun 2016 telah ada 42 sekolah GG di Kota Balikpapan dan 80% dari sekolah tersebut telah menjadi sekolah yang peduli serta berbudaya lingkungan. Artinya kebiasaan generasi berbudaya lingkungan itu sudah menjadi tren di sekolah. Itu artinya lagi sekolah mampu mencetak generasi-generasi berbudaya lingkungan, bergitu juga sebaliknya kalau para pelajar di sekolah dapat menciptakan sekolah yang ramah akan lingkungan. Tahun 2015 GG telah mencapai 50 kabupaten/kota di Indonesia padahal targetnya hanya 25 kota yang telah bergabung. GG juga telah melibatkan 1.000.9477 orang dalam aksi GG dari tahun 2009 sampai Januari 2016. Kemudian GG sudah bekerja sama dengan NGO, community partners yang tak bisa disebutkan berhubung jumlahnya cukup banyak. GG juga sudah mnedapatkan Indonesia Green Awards tahun 2015 dari Latofi School of CSR yang bekerja sama dengan Mentri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Mentri Perikanan dan Kelautan, dan Menteri Perindustrian. Tahun ini GG juga diajukan sebagai penerima penghargaan kalpataru sebagai kategori perintis lingkungan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kaltim.
Kami tak kenal lelah untuk berbenah untuk mewujudkan generasi yang berbudaya lingkungan.
0 Comments