Inner Child, Seberapa Penting Sih?

Aug 8, 2017 | Impact Stories, News, Services | 0 comments

Pernahkah kamu mendengar istilah inner child? Istilah ini populer dalam ilmu psikologi pada tahun 1970-an. Secara komperehensif inner child beserta penanganannya dibahas pada tahun 1976 oleh Lucia Capacchione. Inner child merupakan bagian  dalam diri seseorang yang merupakan hasil dari pengalaman masa kecilnya. Inner child merupakan salah satu bagian dari alam bawah sadar manusia.

Mengacu pada John Bradshaw (1992), inner child merupakan pengalaman masa lalu yang tidak atau belum mendapatkan penyelesaian dengan baik. Orang dewasa bisa memiliki berbagai macam kondisi inner child yang dihasilkan oleh pengalaman positif dan negatif yang dialami pada masa lalu. Seperti motivasi alam bawah sadar lainnya, inner child juga muncul pada orang dewasa dalam bentuk perilaku atau keadaan emosi yang tidak disadari (unconscious).

Hasil dari pengalaman masa lalu yang membentuk inner child dapat terlihat dalam bentuk sifat yang beragam, misalnya sifat bergantung kepada orang lain atau dependency, impulsivitas, atau dalam bentuk positif seperti mandiri, asertif dan masih banyak lagi contoh perilaku lainnya yang dapat berupa gangguan trauma. Seringkali gangguan pada Inner child membawa masalah pada tingkah laku, emosi, dan hubungan sosial orang dewasa (Diamond, 2008).. Begitu juga sebaliknya, inner child yang cenderung stabil juga akan memberi dampak positif seperti menunjukkan perilaku yang sesuai dengan situasi, emosi yang stabil, serta hubungan sosial yang suportif (Diamond, 2008).

Masalah trauma masa kecil memang bisa menjadi hambatan bagi stabilnya Inner child, namun tidak selamanya hal ini menjadi penghambat bagi seseorang untuk berkembang menjadi manusia dengan stabilitas emosi yang baik atau memiliki hubungan sosial yang baik pula. Trauma masa kecil yang memengaruhi inner child bisa diatasi dengan memberikan penanganan yang tepat.

Seorang Psikolog Klinis dan Forensik asal Amerika, Stephen A. Diamond Ph. D. memberikan tips bagaimana mengatasi permasalahan yang terjadi pada inner child. Menurutnya cara yang benar untuk mengatasi masalah ketidakstabilan inner child yaitu dengan mencoba memahami serta memulai berkomunikasi kepada inner child tersebut. Mengacu pada Stephen A. Diamond kita membutuhkan waktu yang disediakan untuk memahami dan mendengarkan inner child pada diri kita sendiri. Kebutuhan akan cinta, kasih sayang, penerimaan, pengasuhan serta merasa dipahami oleh orang lain adalah bagian inner child yang harus tercukupi bagi setiap orang (Diamond, 2008), tentunya dengan kadar yang berbeda-beda. Hal ini bergantung kepada pengalaman positif dan negatif masa lalu yang kita alami.

Menurut Diamond (2008), seseorang yang dikatakan dewasa adalah mereka yang menerima masa lalu, memahami kebutuhan inner child serta memenuhinya tanpa bergantung kepada orang lain ataupun menyusahkan orang lain. Penerapan disiplin, serta mengetahui batasan-batasan diri adalah hal yang penting dalam pemenuhan kebutuhan inner child bagi orang dewasa yang stabil dalam emosi, perilaku dan lingkungan social (Diamond, 2008).

Seseorang yang dikatakan dewasa adalah mereka yang menerima masa lalu, memahami kebutuhan inner child serta memenuhinya tanpa bergantung kepada orang lain ataupun menyusahkan orang lain. Penerapan disiplin, serta mengetahui batasan-batasan diri adalah hal yang penting dalam pemenuhan kebutuhan inner child bagi orang dewasa yang stabil dalam emosi, perilaku dan lingkungan sosial.

####

Nah, Max mengajak kalian untuk mengikuti public training:
Love Your Inner Child
bersama Coach Asep.

Sabtu-Minggu,
19-20 Agustus 2017
08.30-17.00 WIB
di Hotel Sofyan, Tebet.

 

Sumber:

Diamond, S. A. (2008). Essential Secrets of Psychotherapy : The Inner Child. Retrived from: https://www.psychologytoday.com/blog/evil-deeds/200806/essential-secrets-psychotherapy-the-inner-child

https://en.wikipedia.org/wiki/Inner_child

 

 

0 Comments