Keputusan terbaru dari Presiden Donald Trump untuk mencabut mandat kendaraan listrik di Amerika Serikat menimbulkan berbagai dampak signifikan di berbagai sektor. Langkah ini tidak hanya mempengaruhi industri otomotif, tetapi juga memiliki implikasi luas terhadap sektor lainnya. (MSN, 2025)
Pada saat yang sama, Tesla mengumumkan penghentian produksi beberapa model kendaraannya, dengan alasan bahwa strategi ini lebih menguntungkan untuk periode jangka panjang. Keputusan ini memunculkan diskusi lebih luas tentang masa depan kendaraan listrik dan peran regulasi dalam mendukung transisi energi bersih. (CNBC Indonesia, 2024)
Sebelumnya, pemerintahan Biden telah menetapkan berbagai insentif untuk mendorong adopsi kendaraan listrik, termasuk kredit pajak sebesar $7.500 untuk pembeliannya dan pendanaan untuk infrastruktur pengisian daya. Tujuannya adalah mengurangi emisi gas rumah kaca dan mempercepat transisi menuju transportasi berkelanjutan. Namun, dengan perintah eksekutif terbaru, banyak dari inisiatif ini dihentikan atau ditinjau ulang. (The Verge, 2025)
Sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, kebijakan global terkait kendaraan listrik akan mempengaruhi rantai pasok dan investasi di sektor pertambangan nikel Indonesia. Pengurangan permintaan kendaraan dapat berdampak negatif terhadap ekspor nikel dan strategi industrialisasi Indonesia.
Dengan adanya pergeseran kebijakan global, Indonesia perlu menyesuaikan strategi industrinya agar tetap relevan. Pekerja di sektor pertambangan dan manufaktur kendaraan listrik akan menjadi area yang berpotensi terdampak jika transisi ke kendaraan listrik mengalami perlambatan.
Bagi sebagian pihak, kendaraan listrik diharapkan dapat mengurangi polusi udara di kota-kota besar seperti Jakarta. Namun, dengan sumber energi utama Indonesia yang masih berasal dari batu bara, manfaat kendaraan listrik dalam mengurangi emisi karbon masih dipertanyakan.
Jika memang kendaraan tersebut menawarkan solusi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menurunkan emisi karbon selama penggunaannya. Pasalnya, produksi dan daur ulang baterai EV menimbulkan dampak lingkungan yang besar. Pertambangan bahan baku seperti litium dan nikel dapat menyebabkan degradasi lingkungan, eksploitasi pekerja, dan pencemaran sumber daya alam. (Kompas, 2022)
Jika tidak dikelola dengan baik, pertambangan nikel yang meningkat untuk kebutuhan baterai EV bisa merusak lingkungan, terutama di daerah seperti Sulawesi dan Maluku yang kaya akan sumber daya ini. (Intisari, 2023)
Keberlanjutan kendaraan listrik tidak bisa hanya dilihat dari sisi pengurangan emisi saat digunakan, tetapi juga dari seluruh rantai pasoknya. Jika produksi energi masih bergantung pada bahan bakar fosil dan daur ulang baterai yang belum optimal, kendaraan listrik belum tentu menjadi solusi terbaik bagi keberlanjutan transportasi global.
Sebagai konsultan dampak, Maxima menilai bahwa pendekatan berbasis data dan keseimbangan dalam pengambilan keputusan adalah kunci untuk menghadapi perubahan ini. Oleh karena itu, beberapa rekomendasi bagi pemangku kepentingan adalah:
Perubahan kebijakan terkait kendaraan listrik menunjukkan pentingnya keseimbangan dalam pengambilan keputusan, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Dengan pendekatan yang berbasis data dan strategi adaptif, pemangku kepentingan dapat tetap berada di jalur transisi energi yang berkelanjutan.
Maxima Impact Consulting berkomitmen untuk membantu perusahaan, pemerintah, dan organisasi dalam menganalisis dampak secara objektif dan menyusun strategi terbaik untuk keberlanjutan masa depan. Perusahaan dan Organisasi Anda ingin turut andil dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan? Konsultasikan bersama Maxima Impact Consulting dan temukan solusi yang pas!