Dalam menjalankan sebuah organisasi umumnya dilakukan pembaharuan agar organisasi bersifat berkelanjutan, dalam hal ini inovasi dan kreativitas menjadi hal penting. Menurut Fontana A, inovasi adalah keberhasilan secara sosial dan ekonomi dikarenakan kombinasi atau pengenalan baru dalam mengubah input menjadi output sehingga menghasilkan perubahan besar dalam perbandingan antara nilai manfaat (use value) dan harga (monetary value). Dengan adanya inovasi akan melahirkan added values yang unik dan subtansial bagi masyarakat dan berdampak positif bagi pihak-pihak lainnya. Inovasi dapat terbentuk salah satunya dari kreativitas yang dimiliki oleh pelaku organisasi.
Jawwad A. A. berpendapat bahwa kreativitas merupakan kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir dan kemampuan elaborasi suatu gagasan. Menurut Asori M, kreativitas merupakan hasil dari interaksi individu terhadap lingkungannya. Lingkungan yang menjadi tempat individu berada, sangat berpotensi mendukung kreativitas, tetapi juga berlaku sebaliknya. Kreativitas seseorang akan meningkat apabila menghadapi berbagai permasalahan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Hal ini dikarenakan, upaya untuk memecahkan permasalahan yang dialami dan proses penyesuaian diri dengan lingkungan yang bersifat dinamis.
Pelaku organisasi dapat meningkatkan inovasi dan kreativitas dengan mengetahui prinsip dasar dari inovasi dan kreativitas berbasis potensi diri, sehingga organisasi dapat bertransformasi dalam memberikan pelayanan terbaik.
Prinsip Dasar Inovasi dan Kreativitas Berbasis Potensi Diri
Gallo C. menyebutkan prinsip dasar dalam berinovasi yang terinspirasi dari kisah perjuangan Steve Jobs. Prinsip dasar tersebut yaitu melakukan aktivitas yang disukai, berusaha menjalin kerjasama dengan orang-orang yang sepemikiran dan berpandangan sama, membantu partner dalam merealisasikan ide dan inovasinya, menciptakan produk yang memenuhi harapan, impian dan ambisi pelanggan. Menciptakan produk yang sederhana dan fungsional, memberikan pelayanan dan kesan positif kepada pihak lainnya dan mengembangkan kreativitas dengan memahami pengalaman.
Berdasarkan prinsip dasar tersebut, diketahui bahwa inovasi dapat terlahir dengan adanya pengembangan dalam diri pelaku organisasi. Dalam berinovasi diperlukan pula pengembangan kreativitas yang berbasis potensi diri. Musrofi M. berpendapat bahwa cara meningkatkan kreativitas berbasis potensi sebagai berikut:
- Memahami potensi dan kemampuan diri. Hal ini dapat dilakukan dengan mengenali kegiatan yang disukai oleh diri dan bersifat menyenangkan, mengenali aktivitas yang mampu dilakukan selama berjam-jam serta mudah dan cekatan dalam melakukannya, mengetahui kegiatan yang menjadi impian yang belum terealisasi dan menanyakan kepada orang terdekat mengenai kemampuan yang dimiliki.
- Memunculkan berbagai ide dari potensi dan kemampuan yang dimiliki. Otak manusia diciptakan tidak seperti computer yang bersifat sistematis, tetapi otak manusia bersifat eksplotif, yang membuat manusia terus berpikir, mengeksplorasi dan mengelaborasi hal-hal yang dilihatnya dan lainnya. Mind map dapat menjadi alternatif untuk memanfaatkan otak manusia melalui penggalian ide sebanyak-banyaknya secara kuantitas.
- Membuat prioritas ide. Tidak semua ide yang bermunculan dapat direalisasikan sekaligus, maka diperlukan penentuan prioritas ide yang akan dieksekusi, melalui pembuatan daftar ide yang termasuk pada kategori banyak manfaat, cukup bermanfaat dan kurang bermanfaat.
- Melatih diri membuat perencanaan ide. Ide yang tercipta dari kemampuan diri, akan beraksi sia-sia tanpa adanya perencanaan. Maka, melatih diri dalam membuat perencanaan ide dapat dilakukan dengan merumuskan tujuan, merumuskan target waktu penyelesaiannya, membuat langkah-langkah, membuat daftar mitra atau pihak terkait dan menentukan tempat, alat serta fasilitas yang ditentukan.
Prinsip dasar dan pengembangan kreativitas berbasis potensi diri dapat menghasilkan berbagai ide baru dan segar yang dapat membantu organisasi dalam menciptakan pembaharuan menuju versi organisasi yang lebih baik. Namun, terkadang, berbagai ide yang dipersiapkan oleh pelaku organisasi terhambat, dikarenakan salah satunya ide yang kurang relevan.
Strategi untuk Mengenalkan Ide Baru pada Pekerjaan
Memperkenalkan ide baru kepada lingkungan organisasi memerlukan penemuan cara yang tepat agar dapat diterima oleh organisasi. Dilansir dari fastcompany.com, terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan dalam mengenalkan ide baru di tempat kerja, di antaranya yaitu:
- Sesuaikan ide dengan prioritas yang ditentukan oleh pemberi keputusan atau pemangku kepentingan di organisasi. Ide yang hebat apabila tidak selaras dengan visi misi kepemimpinan organisasi tidak akan berfungsi, dikarenakan hasil yang didapatkan kemunginan besar tidak sesuai dengan tujuan organisasi. Misalkan, organisasi membutuhkan suatu produk yang dapat meningkatkan pelayanan di bidang digitalisasi, ide yang dimiliki sangat bagus tetapi terdapat ketidaksesuaian dengan tujuan organisasi terkait konten pada aplikasi pelayanan, maka ide tersebut berpotensi menghambat citra organisasi. Mencegah ide yang tidak sejalan dengan priotitas organisasi dapat dilakukan dengan mencari solusi atau cara untuk mewujudkan ide tersebut.
- Berusaha tetap fleksibel. Memperkenalkan ide di tempat kerja, sama dengan menciptakan perubahan di organisasi. Ide-ide yang baru terlihat mulus dan berpotensi untuk diimplementasi, tetapi pada saat eksekusi akan banyak permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian, diperlukan keyakinan dalam memperkenalkan ide dan menyesuaikan ide tersebut dengan lingkungan organisasi serta menerima masukan dari pimpinan organisasi, sehingga ide baru tersebut dapat mencapai tujuan organisasi.
- Memberikan gambaran. Salah satu hal yang menyulitkan dalam memperkanalkan ide yaitu memastikan pihak lain memahami apa yang disampaikan. Mengatasi kesulitan tersebut dapat dilakukan dengan memberikan gambaran perubahan-perubahan yang berhasil terjadi di organisasi dengan berbagai ide yang berkaitan dengan ide baru yang disampaikan. Gambaran tersebut akan meyakinkan pihak lain, dikarenakan adanya bukti nyata dalam transformasi organisasi dan ide baru yang disampaikan tersebut berasal salah satunya dari pengalaman organisasi.
- Membuat perencanaan ide dengan matang. Mengenalkan ide kepada lingkungan organisasi memerlukan persiapan matang yang tidak hanya didasari dengan semangat semata, tetapi data dan rasionalitas. Dengan bermodalkan semangat yang berlebihan saja, akan membawa ide baru kepada narasi dan ambisi besar tanpa perencanaan eksekusi yang matang dan sesuai dengan kemampuan pihak yang terlibat dalam organisasi. Terkadang ide yang dipandang menarik, menurut sebagain orang berpotensi berisiko bagi organisasi. Maka dari itu, diperlukan perencanaan yang matang dan meyakinkan dalam mengenalkan ide yang besar.
Memperkenalkan ide-ide baru kepada lingkungan organisasi memerlukan strategi dan strategi yang telah dipaparkan diharapkan dapat membantu pelaku organisasi untuk menciptakan perubahan organisasi yang lebih baik. Berdasarkan hal tersebut, Maxima Indonesia, selaku konsultan sektor publik, berupaya membantu organisasi dan sumber daya manusia (SDM) dalam organisasi untuk bertransformasi ke arah yang lebih baik, serta membantu menyusun ide dan strategi dalam transformasi organisasi dan SDM agar mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada publik.
Source:
Fontana A. 2014. Definisi Inovasi. http://avantifontana.com/definisi-inovasi/ [Diunduh pada 20 Agustus 2020]
Gallo C. 2010. Rahasia Inovasi Steve Jobs: Prinsip Berbeda untuk Melakukan Terobosan. Jakarta (ID): Erlangga Jakarta.
Jawwad, A. A. 2004. Mengembangkan Inovasi dan Kretiavitas Berpikir pada Diri dan Organisasi. Bandung (ID): PT Syamil Cipta Media.
Musrofi M. 2007. 5 Langkah Melahirkan Mahakarya: Melejitkan Potensi dengan Cara Membiasakan Berkarya. PT Mizan Publika.
Fastcompany.com. 2017. 4 Strategies for Introduccing New Ideas at Work. https://www.fastcompany.com/3045058/4-strategies-for-introducing-new-ideas-at-work [Diunduh pada 20 Agustus 2020]
Photo by Green Chameleon on Unsplash
0 Comments