Sebuah perusahaan farmasi memiliki masalah mengenai sistem kompensasi (reward) yang selama ini digunakan, dimana umpan balik yang diberikan oleh para karyawan menyatakan bahwa sistemnya sulit untuk dipahami dan terlihat kurang adil dari pandangan mereka. Sebuah investigasi tentang data kompensasi milik perusahaan tersebut juga menunjukkan dua masalah lain, yaitu isu mengenai ketidaksetaraan dalam pembayaran kompensasi dan isu tentang lemahnya korelasi antara pemberian kompensasi dan performa (contohnya, karyawan yang bekerja dengan giat justru tidak mendapatkan kompensasi yang layak). Perusahaan farmasi tersebut akhirnya merekrut seorang strategic adviser yang memiliki pengalaman dalam menangani isu komunikasi kompensasi karyawan. Lantas, apa yang seorang strategic adviser bisa lakukan untuk membantu merumuskan pemecahan masalah yang terbaik?
Pertama-tama, seorang strategic adviser akan melakukan perencanaan (planning) untuk mengetahui apa saja kekuatan dan kelemahan dari sistem kompensasi yang sudah ada, mengidentifikasi berbagai peluang yang dimiliki untuk memperbaiki sistem, dan mengevaluasi ancaman yang mungkin menghambat perbaikan itu untuk terjadi. Dalam hal ini, maka tujuan utama yang dimiliki strategic adviser adalah untuk mengembalikan kepercayaan karyawan dan manajer mengenai sistem kompensasi serta meningkatkan kemampuan-kemampuan yang sesuai bagi manajer untuk membuat keputusan pembayaran kompensasi yang baik dan mengkomunikasikan keputusan tersebut dengan para karyawan secara efektif. Perencanaan yang dapat dilakukan strategic adviser adalah dengan melakukan evaluasi laporan pemberian kompensasi, mewawancarai key personnel terkait pemberian kompensasi (yang meliputi syarat seorang karyawan yang berhak mendapatkan kompensasi dan syarat-syarat lainnya), dan mengevaluasi kemampuan manajer dalam membuat keputusan pemberian kompensasi.
Kedua, strategic adviser akan membuat takik terbaik untuk pemecahan masalah tersebut, yang nantinya akan diikuti oleh pelaksanaan taktik tersebut (tactical development). Saran tersebut bisa berupa pembuatan program yang memberikan pelatihan komprehensif bagi manajer untuk memahami berbagai aspek dalam pay structure, seperti job evaluation, market pricing, dan pay management. Program ini akan meliputi studi-studi kasus dimana manajer diminta untuk berlatih membayar tim-tim dan mendiskusikan keputusan-keputusan pembayaran kompensasi dengan karyawan. Para karyawan juga bisa diberikan kesempatan untuk berpartisipasi untuk memahami bagaimana pay structure dikembangkan dan bagaimana pembayaran diatur.
Terakhir adalah pemberian dukungan (support) dari strategic adviser untuk perusahaan farmasi tersebut, dimana dukungan diberikan dengan cara memantau, melacak, dan mendukung inisiatif baru yang bisa meningkatkan kualitas perusahaan. Dalam fase ini, pemantauan dapat dilakukan dengan meminta umpan balik dari karyawan setelah mengikuti pelatihan yang telah dibuat serta mengevaluasi laporan pemberian kompensasi. Jika para karyawan mendapatkan pembelajaran yang mendalam mengenai jumlah kompensasi yang diberikan dan strategi komunikasi yang tepat untuk mengurus pemberian kompensasi, maka itu merupakan salah satu indikator bahwa programstrategic adviser yang dibuat memiliki efek yang positif bagi perusahaan.
0 Comments