Dalam hidupnya, manusia tidak akan pernah lepas dari berbagai macam pilihan. Hampir semua aspek kehidupan manusia memiliki pilihan-pilihan. Dengan adanya pilihan-pilihan tersebut, manusia pasti akan melakukan hal yang disebut dengan decision making atau pengambilan keputusan. Decision making atau pengambilan keputusan merupakan sebuah proses kognitif tingkat lanjut dari otak di tingkatan kognitif yang lebih tinggi dengan preferensi aksi atau opsi yang berdasar pada kriteria tertentu (Wang, Wang, Patel, & Patel, 2001).
Pengambilan keputusan adalah sebuah proses yang berlangsung sehingga ada tahap-tahap yang dilalui oleh seseorang hingga akhirnya keputusan tersebut diambil. Salah satu aspek yang dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan adalah aspek afektif atau perasaan dari seseorang itu sendiri.
Salah satu perasaan yang mungkin muncul ketika seseorang itu melakukan pengambilan keputusan adalah perasaan bimbang atau ragu. Menurut KBBI (2016), bimbang adalah perasaan ragu-ragu atau cemas. Kebimbangan tersebut tentunya akan sangat berpengaruh dalam pemilihan keputusan yang akan dilakukan oleh seseorang dalam hampir semua aspek hidupnya. Meskipun demikian, besarnya kebimbangan tersebut berbeda-beda tiap orang sesuai dengan perasaan yang sedang ia rasakan.
Perhatikan cerita singkat dibawah ini:
Sebut saja ada seorang lelaki yang bernama Bambang. Bambang sudah memiliki hubungan yang cukup spesial dengan seorang perempuan bernama Andini. Mereka sudah berpacaran selama 4 tahun. Kedua keluarga pun sudah saling mengenal dan mendukung mereka. Tidak ada yang menentang hubungan antara Bambang dengan Andini. Andini sudah merasa bahwa Bambang adalah orang yang tepat untuk menjadi pendamping hidupnya, namun setiap kali Andini mengangkat topik tentang pernikahan, Bambang selalu menghindari topik tersebut. Bambang sebenarnya ingin menikah dengan Andini, namun ketika Bambang memikirkan hal tersebut, ia selalu terngiang saat kedua orang tuanya bercerai. Kini, Bambang hanya tinggal bersama ibunya. Ayahnya meninggalkan Bambang dan ibunya. Begitupun selama Bambang masih tinggal dengan ayah dan ibunya, ternyata ayahnya sering memukul ibunya. Setiap kali mengingat hal tersebut, Bambang selalu mengurungkan niatnya untuk menikah dengan Andini.
Relevansi dengan Cerita
Seringkali, apa yang terjadi pada diri kita saat kita kecil dulu mempengaruhi tingkah laku kita sebagai individu di masa ini. Dalam kasus cerita diatas, Bambang mengurungkan niat untuk menikah dengan Andini karena kebimbangan yang ada dalam dirinya. Saat ia kecil, Bambang terpapar dengan hidup pernikahan ayah dan ibunya yang selalu dipenuhi dengan kekerasan dan pukulan. Bahkan yang lebih parah, Bambang menyaksikan sendiri ayah dan ibunya bercerai dan kehidupan keduanya setelah bercerai. Pengalaman-pengalaman inilah yang terinternalisasi dalam diri Bambang dan terbawa hingga ia beranjak dewasa.
Pernikahan adalah sebuah ikatan antara dua orang manusia. Menurut Haviland, Prins, McBride, dan Walrath (2011) pernikahan adalah persatuan pasangan yang diakui secara sosial atau ritual yang membangun hak dan obligasi diantara mereka, antara mereka dengan anak mereka, dan antara mereka dan mertua mereka.
Dari definisi diatas terdapat penegasan bahwa pernikahan bukan hal yang main-main atau hanya simbol belaka. Pernikahan adalah sesuatu yang membutuhkan banyak pertimbangan. Selain itu, pernikahan adalah sebuah proses dan merupakan sebuah pilihan yang diambil oleh dua orang individu. Sehingga dalam perjalanan tersebut, kedua orang mengambil keputusan untuk menikah. Sangat mungkin sebelum menikah orang akan memiliki kebimbangan dalam prosesnya. Kebimbangan dan pernikahan menjadi sebuah relasi yang penting, mengingat pernikahan adalah proses seumur hidup dan membutuhkan komitmen dalam jangka waktu yang panjang.
Kebimbangan biasanya dihadapi oleh seseorang yang ingin menikah dan meyakinkan dirinya apakah calon pasangannya merupakan orang yang tepat untuk mendampingi dirinya.
Pengalaman inilah yang disebut dengan istilah inner child Bambang. Ingin tahu tentang inner child lebih mendalam?
Max mengajak kalian untuk mengikuti public training:
“Love Your Inner Child”
bersama Coach Asep.
Sabtu-Minggu,
19-20 Agustus 2017
08.30-17.00 WIB
Di Hotel Sofyan, Tebet.
Daftar Pustaka
Haviland, W. A., Prins, Harald, E. L., McBride, B., & Walrath, D. (2011). Cultural Anthropology: The Human Challenge (13th ed.). Cengage Learning. ISBN 978-0-495-81178-7.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses dari http://kbbi.web.id/bimbang
Wang, Y., Wang, Y., Patel, S., & Patel, D. (2004). A layered reference model of the brain (LRMB). IEEE Transactions on Systems, Man, and Cybernetics (C), 36(2), 124-133.
0 Comments